Cerpen seperti apa kamu suka?

Senin, 11 April 2011

Waktu


oleh Dini Halimah pada 26 September 2009 jam 12:40
Setengah empat sore, seperti biasa kukemasi barang-barangku untuk bersiap-siap pulang ke rumah. Tampak mas Husni sudah siap menggantikan shiftku sore ini. Aku pun bergegas ke lantai atas menuju mushola yang letaknya berada di lantai 2 warnet tempat kerjaku. Sambil menunggu jemputan, aku lebih memilih sholat Ashar dlu agar tak ada lagi tanggungan.

Kalau dulu, biasanya setelah shalat aku komat-kamit membaca serentet doa kayak membaca daftar menu plus makanan ^0^. Tapi entah kenapa, akhir2 ini semangatku untuk berdoa terasa hambar. Aku masih linglung dengan sebuah tujuan. Setelah aku berdoa untuk kedua orang tuaku,lalu ku putuskan untuk langsung turun menuju lantai satu menemui kakakku yang ternyata sudah menungguku.

Perjalanan pulang ke rumah terasa singkat, meskipun sebelumnya harus mampir2 ke toko untuk membeli segala pesanan ibu. Sampe di rumah, langsung ku ambil sepiring makan siang sebanyak2nya ^0^... aku makan dengan lahap dan trus pergi mandi. Usai mandi biasanya adekku menyita banyak sekali waktuku untuk mengikuti segala permintaannya. Sebelum aku marah2 gak beraturan karna diganggu, mending aku ikuti kemauannya untuk bermain, ato sekedar menemani dia nonton film kartun.

Tak terasa maghrib pun cepat sekali berlalu. Usai sholat, aku langsung menyelinap ke kampus sambil menenteng notebook kesayanganku itu beserta rol n chargernya (ribet bgt bawanya kyk anak ilang lah pokoke). Di blakang kampus teknik mesin undip tepatnya aku mulai fokuskan tugas2 kuliahku sambil berselancar di dunia maya. Selang beberapa menit Ana, dan Dwi kakaknya juga ikut menyusul untuk gabung hotspotan, disusul juga kakakku yang akhirnya membuyarkan semangatku untuk menyelesaikan tugas.

Waktu terasa begitu singkat. Hanya sedikit dari setumpuk tugas yang bisa aku kerjakan bersama kakakku saat itu. Akhirnya setelah pukul 11 malam q putuskan untuk pulang ke rumah, begitu juga dengan kkq, ana, dan juga dwi.

Usai sholat Isya', ku rebahkan badanku di kasur. Semangatku untuk tadarus seperti biasanya, sirna ketika rasa kantuk mulai menyerang. Sebenernya ingin sekali ku raih Al-Qur'an itu untuk menyembuhkanku, tp ternyata lelap tidur telah melahapku ke alam mimpi. Setengah lima pagi aku terbangun dari tidur dengan sembab. Air mataku mengalir lagi. Rasa sakit yang kurasa selalu saja muncul lagi ke alam mimpiku, menekanku dari segala arah, menempatkanku pada posisi yang salah, dan akhirnya memaksaku menangis. Entah sudah berapa tetes air mata kuhabiskan setiap pagi dalam keterjagaan tidurku. Penghianatan, tuntutan, dan tekanan dari orang-orang yang kusayangi membuatku seperti seorang napi dalam kehidupan. Lalu kuambil air wudhu untuk sholat Subuh.

Kubacakan surat Yasin untuk almarhum nenek dan kakekku. Sebersit ketenangan mulai menyelimutiku. Kemudian aku mandi untuk siap-siap berangkat kerja seperti biasa.

Dan akhirnya kulewati hari-hari yang sama untuk waktu-waktu selanjutnya. Kadang aku berpikir sampai kapan waktu akan meregangku dalam kesibukan ini. Dalam pelarian yang tak mungkin aku hindari. Dalam air mata yang slalu saja mempunyai stok untuk tetap mengalir setiap hari. Dalam kekalahan yang harus aku akui. Aku kalah dan aku mengalah pada waktu.....


"Aku tak ingin hidup, seandainya bisa mati..." (Coretan Tangan Riri:2006)

Tidak ada komentar: