Cerpen seperti apa kamu suka?

Senin, 11 April 2011

Hurt.........


oleh Dini Halimah pada 18 November 2009 jam 9:28
"Yayak"
Cuma nama itu yang aku ingat kembali setelah 4 tahun lamanya ku lupakan. Tanggal 16 November kemarin pun aku tidak mempunyai nyali menyampaikan sebuah ucapan selamat ulang tahun untuknya. Hanya kata "lupa" yang berani kuucapkan di bibirku.

Melalui sebuah situs jejaring sosial di internet aku menemukan kembali sosoknya. "Aditya Dian" itulah nama yang tercantum di situ.Entah siapa nama lengkapnya dulu. Ku putar otakku semakin keras untuk menemukan kembali nama terakhirnya, tapi yang kuingat hanyalah sebuah luka. Luka yang kugoreskan untuknya atas ketidakmampuanku...

Seragam taruna yang melekat di tubuhnya, membuatku pangling akan sosok laki-laki yang dulu pernah ada di hatiku. "Met kenal ya..." ku suguhkan comment di profilnya atas ketidaktahuanku. Comment balasannya pun tidak lama menyusul,"Dini sudah lupa ma aku to?".
"Maaf, apa sebelumnya kita pernah kenal ya?" tanyaku kemudian. "Pernah, kita pernah kenal. Deket malah.Aku aditya din. Kamu sudah lupa ma cowok kamu dulu?" jawabnya.

Aku tertegun menatap baris demi baris dari komentar itu. Segera kubuka kembali profilnya. Kubaca lebih detail asal usulnya. Kuamati lekat-lekat foto yang ada di situ. Hanya ada foto orang-orang berseragam yang tidak begitu kukenali. Sampai akhirnya kutemukan sebuah foto lama yang mengingatkanku padanya. Foto seorang cowok gendut polos, dengan kulit sawo matang yang membungkus tubuhnya. Mengingatkanku pada air mataku yang menetes ketika kuputuskan dia begitu saja. Hatiku sakit. Tapi aku tahu, dalam hal ini dialah yang paling terluka. Aku hanya bisa menangis di dalam kamar ketika tahu motornya mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang, setelah mendengar kata2ku yg begitu menyakitinya. Dan aku berusaha melupakannya. Melupakan semua tentang dia, tentang candanya, cita-citanya, dan juga namanya hingga 4 tahun ini.

Waktu itu orang tuaku melarangku pacaran dengan anak seumuranku. Ga ada masa depan menurut mereka. Mereka menginginkan yg terbaik untuk masa depanku, tapi tidak pernah memikirkan perasaanku. Kenapa aku harus menjalin hubungan harus dengan orang yg sudah dewasa dan mapan jika perasaanku sendiri nggak mengarah ke sana?

Akumasih ingat betul ketika Yayak dengan polosnya bicara pada ayah, "Aku sayang dini pak, aku cinta ma dini" Dan ayahku dengan enteng menjawab,"Nikahi anakku sekarang berani kamu?"
Dan diapun hanya bisa terdiam. Aku terlalu pengecut untuk membelanya. Aku anak yang patuh dan sayang orang tuaku. Aku tidak boleh menyakiti atau pun mengecewakan mereka. Aku hanya bisa tertunduk dan diam membisu. Apa toh yang bisa diharapkan dari anak kelas 2 SMA saat itu? Aku takut membebaninya lagi. Kuacuhkan dia ketika mati-matian mencari kerja. Tingkah lakuku mungkin sangat menjengkelkan baginya. Berharap dia membenciku dan melupakanku. Aku pura-pura tidak mengenalnya. Kubilang padanya aku punya pacar baru. Berharap dia tidak memikirkanku lagi. Hingga akhirnya namanya benar-benar tertelan waktu.

Sekarang dia tampak lebih gagah dengan seragamnya. Mungkin sekarang dia sudah berubah. Tampak banyak sekali gadis-gadis cantik yang antri mengirim comment di dindingnya. Sedangkan aku, masih menjadi seorang pecundang seperti dulu. Berdiam diri akan semua belenggu yang dikalungkan di leherku. Terpaku ketika ayahku berkali-kali berkata, "Punya anak perempuan adalah beban yg berat bagi keluarga. Salah melangkah sedikit saja, hanya akan mencoreng nama orang tua."

Aku pun masih pengecut untuk bertemu dia lagi. Banyak ketakutan yang bergerumul di hatiku. Dan aku memang tidak pantas lagi untuknya, atas luka yang pernah kugoreskan dulu. Kubiarkan diriku tenggelam pada kesendirianku. Terdiam pada kegagalan cintaku yang lain, dan tetap terdiam melanjutkan hidup dalam kesendirian...

"Ya Allah, panjangkan umurnya. Berikanlah dia kesehatan, kebahagiaan dunia akhirat. Limpahkanlah rejekinya. Berikanlah dia jodoh yang berlipat-lipat lebih baik dari aku. Dan... bukakanlah pintu maafnya untukku... Amin"


HURT (Christina Aguilera)
Seems like it was yesterday when I saw your face
You told me how proud you were, but I walked away
If only I knew what I know today
Ooh, ooh
I would hold you in my arms
I would take the pain away
Thank you for all you've done
Forgive all your mistakes
There's nothing I wouldn't do
To hear your voice again
Sometimes I wanna call ya
But I know you won't be there

Ohh I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting you

Some days I feel broke inside but I won't admit
Sometimes I just wanna hide 'cause it's you I miss
And it's so hard to say goodbye
When it comes to this, oooh yeah

Would you tell me I was wrong?
Would you help me understand?
Are you looking down upon me?
Are you proud of who I am?

There's nothing I wouldn't do
To have just one more chance
To look into your eyes
And see you looking back

Ohh I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself, ohh

If I had just one more day
I would tell you how much that I've missed you
Since you've been away
Ooh, it's dangerous
It's so out of line
To try and turn back time

I'm sorry for blaming you
For everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting you

Tidak ada komentar: