Cerpen seperti apa kamu suka?

Senin, 11 April 2011

Ada Cinta di Hati


oleh Dini Halimah pada 11 Januari 2011 jam 14:20

Semalam dengan malas-malasan kupenceti tombol remot tv secara acak sampe akhirnya aku nemuin nih pilm yang judulnya “Ada Cinta di Hati”. Dan setelah nonton pilmnya ampe selesai, airmataku jd ikutan meleleh (*aq gampang jd korban sinetron deh kyknya >_<). Jadi keingetan 4 tahun silam ketika umurku masih 18 tahun. Keingetan seorang cowok yang pernah aku sygi setengah mati dan itu adalah sebuah kesalahan besar. Saat itu q pikir perjalanan cintaku akan begitu indah, serba kebetulan, dan mengharukan ketika tiba2 sebuah telepon nyasar mengusik tidur lelapku. Well, dari dulu sampe sekarang aku memang paling benci ama yang namanya telepon nyasar. Singkat cerita aku marah2 ke sang penelpon yang tengah malam mengusik tidurku dan akhirnya berantem deh saling memaki, sampe akhirnya aku terdiam ketika dari seberang telpon itu ndengerin suara petikan gitar...nyaring banget dan aku penasaran siapa yg lg memainkan tuh alat musik. Tak lama akhirnya aku tahu kalo namanya Indra. Sejak saat itu aq dan indra jadi akrab, sering smsan dan telpon2an.

“Mau nggak jd ceweku” katanya suatu hari melalui telepon. Aku yang saat itu cerewet tiba2 terdiam. “Qt kn lum pernah ketemu” tanyaku balik. “Iya nanti insyaAllah senin aku kerumahmu, tp jawab dulu iya pa nggak?”tanyanya lg. “Alasanya nembak aku apa nih, aku tu orange jelek, gendut, item, jerawatan lagi, tambah idup lg hahahahhhahaha...” celotehku membuyarkan suasana.”aq serius..”katanya lg membuat suasana jd gak enak. “iyah aku mau, tp senin km harus dateng klo gak qt putus.”jwbku enteng. “yes...!” teriaknya kegirangan.

Seharian aku bolak-balik mandangin jalanan mengharap kedatangannya, menunggu sepenggal sms ataupun telepon darinya. Tapi hingga sore tiba, tak satupun q temukan tanda-tanda darinya. Dengan kesal kuhubungi nomor hpnya, tapi tidak aktif. Aku kecewa...emosiku meninggi saat itu juga. Mungkin selama ini aku cuma dikerjai pikirku. Mungkin juga itu ulah temen2ku yang ingin menertawakanku dari belakang. Mungkin dan mungkin...semua dugaan penuh kebencian terngiang-ngiang di kepalaku. Betapa marah dan malunya aku saat itu.

Kukirim sms maki2an ke semua nomor hp yang pernah digunakanya untuk menghubungiku. Hingga akhirnya aku dapat balasan dari salah satu nomor itu “heh cewe, klo mo marah2 jgn di sini!”. Setelah perdebatan panjang yg penuh emosi, akhirnya aq tahu bahwa itu adalah nomor hp kknya Indra namanya bang Leo. Dari bang Leo aku tahu bahwa Indra baru saja mengalami musibah kecelakaan dan menewaskan seorang bapak2, sehingga mau tidak mau Indra harus ditahan karena kelalaianya. Segala upaya damai telah dilakukan tapi pihak keluarga korban tetap menginginkan Indra diproses secara hukum. Begitu versi cerita dari bang Leo. Setelah melalui proses beberapa hari akhirnya aku menemui Indra di LP Kedungpane. Banyak kejadian mengejutkan di LP Kedungpane. Ternyata nama Indra cuma sebuah nama samaran, nama dia sebenarnya adalah “Mr.R”. Lebih mengejutkan lagi di ruang tunggu aku bertemu dengan kakak kelasku dlu yg pernah jd ketua OSIS di sekolahku, tapi saat itu dy mengenakan seragam napi. Aku cuma bisa membelalakan mata tak percaya.

Pertama kali aku bertemu dengan “Mr. R” jujur aku tidak tertarik sama sekali. Badanya pendek, beberapa centimeter lebih tinggi dari aku sih tp menurutku pendek, kurus, dan tampak begitu muda dari yang kubayangkan. Sebelumnya dia bilang berumur 23th, tapi postur tubuh dan wajahnya menunjukkan kalau dia masih seumuran denganku. Aq sama sekali tidak bisa mengucapkan sepatah katapun saat itu. Lalu kutatap wajahnya, kuamati lebih lekat lagi, alisnya tebal seperti alisku, wajahnya bersih, kulit sawo matang, manis juga pikirku. Akhirnya kuputuskan untuk menunggunya apapun yg terjadi. Keputusan gila, tapi bukankah cinta itu menerima apa adanya dan dalam kondisi apapun serta siapapun dia? Dia berjanji setelah bebas pengen ngajakin aq tunangan dan menikah..sehidup semati, melewati hari-hari yang indah bersamanya. Aku bahagia saat itu, karena ada pada masa tersulit dlm hidupnya. Setidaknya peristiwa inilah yg akan membuat perasaan kita jd semakin kuat.

Vonis atas kasusnyapun sudah diputuskan. Dia divonis 2 tahun. Dan hanya bisa mengajukan pembebasan bersyarat setelah melalui 1 tahun penjara. Karena kesibukanku, tidak setiap hari aku bisa menjenguknya. Dy sering meneleponku hampir setiap hari. Tentu penggunaan telepon di dalam penjara tidak murah, yaitu dua sampe tiga kali lipat dari harga normal. Hingga suatu hari ada nomor asing yg mengusikku. Pemilik nomor itu adalah salah satu napi yg mengenal Mr.R. Dy bercerita bahwa aku bukanlah satu2nya cewe yg dimiliki Mr.R. Ada lagi yang bernama putri dan fany (*penulis lupa nama yg disebutkan jd dikarang) dan info dr nomor tak dikenal itu juga mengatakan bahwa kasus Mr.R sebenarnya bukanlah kecelakaan melainkan pemerkosaan. Akukaget dan terbelalak.Setahuku Mr.R sering menyebut2 nama putri sebagai adik tirinya. Lalu fany siapa ya? Tanyaku dalam hati. Tanpa pikir panjang q tanyakan semuanya kepada Mr.R. Lalu Mr. R menjelaskan semuanya klo smua itu cuma fitnah, dia memaki2 nomor tak dikenal itu, dan aku percaya pd Mr.R. Detik-detik menjelang Mr.R bebas adalah masa yang paling tidak mengenakkan. Dia jadi sulit dihubungi, banyak sekali alasan yg dia utarakan. Dan setelah dia bebas pun seakan dia melupakanku. Hanya sehari sekali dia sempat telpon or sms.Katanya ada acara syukuran lah, tamu tantenya, pakdhenya, ada acara ini itu. Semuanya tidak jelas. Hanya sekali dua kali aku bisa bertemu denganya. Aku masih ingat dia sering sekali membawakanku makanan buanyaak bgt sampe 2 kantong plastik besar. Aq seneng banget ketika dia ada di sampingku. Kukenalkan ke teman2ku juga. Hanya saja ketika qt tidak ketemu, qt jadi sering bertengkar, berselisih pendapat, susah dihubungi, dikit-dikit aku minta putus karena kurang perhatian, dan aku merasa yakin sekali kalau ada orang lain di hatinya. Aku sering marah sering mendiamkannya sampai seminggu, sering nangis2 nggak jelas, tapi Mr.R yang dulu perhatian sepertinya sudah berubah.

Dua tahun sudah perjalananku yang penuh tawa, tangis, dan amarah q arungi denganya. Hingga suatu malam dia meneleponku dengan nada marah. “Kamu kok bodoh sekali to, udah boongi masih aja percaya!” begitu kata2nya. Aku tidak tahu apa yg terjadi, saat itu aku cuma bisa meneteskan air mata. Hingga paginya aku tahu kenyataan bahwa dia selingkuh, dan selingkuhanya itu kecelakaan hingga kakinya patah. Aq depresi, kecewa, marah, cemburu dan hancur. Selama berhari2 siang malam Mr.R. menunggui gadis itu di rumah sakit. Kumaki-maki dia, dan dia cuma bilang “lupakan aku, apalagi yg kamu tangisi, aku mang cowok brengsek, mau km santet sampe mati juga aku rela”.

Sejak saat itu hidupku seakan gelap gulita. Semuanya hancur, aku sudah tidak tahu kemana seharusnya, jadi kubiarkan waktu berjalan dan membiarkanku terjepit ditengahnya. Aku bercermin. Berkali-kali aku bercermin. Kulitku gelap, mungkin gadis itu lebih cantik dariku. Penampilanku kampungan, mungkin dy lebih modis dari aku. Dan aku hanya anak dari keluarga sederhana.. sementara Mr.R selalu menceritakan keluarganya yang kaya, saudara-saudaranya, diapun tidak pernah ragu menghambur-hamburkan uang selama ini. Aku bukan siapa-siapa dan aku harus mengakui bahwa aku kalah. Entah...aku bingung cinta itu seperti apa. Hari-hariku kuhabiskan untuk bekerja dan bekerja, ngurusi kuliah, ngelesi, dan sampingan-sampingan yang lain. Kalaupun ada waktu kuhabiskan untuk keluar masuk salon meskipun menurutku tidak mengubah apapun pada fisikku. Kalaupun aq punya cowok nggak ada yang bertahan lebih dari 2 bulan. Terserah org mau berpendapat apa. Setiap kali ada yang nggak beres aku pasti minta putus dan seterusnya. Dan beruntungnya aku selalu bertemu laki2 yg pandai memainkan lidah dan tidak sedikit pula kaum hawa yg dirugikan. Aku baru sadar ternyata hidup itu menakutkan. Penuh binatang buas yg siap menerkam dari arah mana saja. Aq semakin bingung dan bingung siapa yg bisa kupercaya. Sampe akhirnya aku ketemu ayah. Dimataku ayah begitu jujur dan terbuka. Ada sebuah masa lalu yg begitu sakit dalam perjalanan ayah. Sepertinya sakitnya tidak beda dengan yg pernah ku rasakan dlu... Dalam hal ini, aku berusaha untuk bijaksana. Selama ayah masih menginginkan aku disampingnya, aku akan berusaha membahagiakan dy.

Tulisan ini sengaja aku buat untuk semua yang pernah berpikir bahwa cinta sejati itu ada, atau untuk orang yang sudah putus asa dg definisi cinta itu apa, dan juga untuk seorang pendusta yang entah dimana keberadaanya skr. ^_^

Tidak ada komentar: